Pengembangan bibit unggas lokal Indonesia tidak perlu mengimpor, karena dari hasil survey saat ini, bobot Ayam kampung sudah setara dengan Indukan ayam Impor dan potensial dikembangkan karena lebih adaptif dibandingkan dengan ayam Impor.
Peternakan Ayam Kampung Lokal, merupakan salah satu upaya dalam melestarikan sumber daya alam yang ada di Indonesia, Oleh Dirjen Peternakan didata ada 43 Jenis ayam lokal tersebar ke penjuru Indonesia. Dalam menjaga perekonomian Kecil, masyarakat pedesaan biasanya menabung denagn memelihara ayam buras, namun tidak lepas kemungkinan pula ayam kampung menjadi tabungan yang potensial bagi masyarakat. dalam pengawasan penelitian yang sudah dilakukan, ayam kampung yang dikembangkan secara tradisional rentan terhadap ND alias ettelo, namun begitu dengan pemeliharaan semi intensif atau bahkan intensif, dapat menghindarkan ayma dari serangan ND karena asupan gizi dan kesehatan lebih terjaga sehingga memberikan keuntungan bagi peternak.
Ayam Lokal alias ayam kampung jelas memiliki harga yang lebih mahal dibandingkan ayam ras potong, hal dapat menjadi pendapatan lebih bagi masyarakat pedesaan, lebih lagi jika ada komunitas dan kerjasama dengan koperasi atau pengepul ayam kampung.
Dengan adanya data peningkatan peternakan Unggas, meskipun bukan ayam kampung, tetap perlu diadakan dilakukan pennguatan jaringan perunggasan dengan membentuk himpunan peternak unggas lokal daerah yang tetap berkomunikasi dengan himpunan peternak unggas lokal Indonesia. Keberadaan himpunan peternakan ini diharapkan dapat menangkap peluang UKM, dengan begitu ada ebberapa sasaran yang dapat ditujukan seperti:
- Pelestarian Plasma Nutfah Jenis Unggas
- Sumber Protein (Bahan Makanan) masyarakat (Peningkatan Gizi)
- mendukung perekonomian masyarakat
- Sumber Pupuk sektor pertanian